Wednesday, September 9, 2009

SATU DEKADE PUASA DI HIDUPKU


SATU DEKADE PUASA DI HIDUPKU

Aku sedikit bercerita tentang bagaimana awal aku puasa dimassa kecilku..


Hidup dalam sebuah kesederhanaan dengan kedua orang tua angkatku... saat itu usiaku menginjak delapan tahun, satu hal yang membekas dalam pikiranku ketika itu...

Kamu tahu...??? saat itu adalah tahun 1998... dikala reformasi dan gerakan mahasiswa genjar dimana-mana... bakar membakar dan sebagainya...


Aku tidak pernah mengerti langsung mereka melakukan demonstrasi di depan mataku...

Hanya ditelevisi.. dan hanya dengan itu rasanya otakku sudah merekam semua peristiwanya,, sampai tertanam.. dalam jiwaku... aku tidak suka seperti itu.. aku tidak pernah menyukai kekerasan...

Aku kecil...belum memikirkan apa yang menjadi alasan mereka... melakukan itu semua..


Yang paling membekas di kepalaku adalah... naiknya harga BBM terutama harga minyak tanah... yang membuat uang sakuku berkurang..

Ibuku mengeluh tiap kali mau membeli minyak tanah.. betapa uang seribu rupiah itu dahulu sangat berarti nilanya..

Huft sejak saat itu aku tidak lagi bisa jajan tiap membeli minyak tanah... uang sudah pas... seribu rupiah...

Awal puasa itu juga merupakan awal kebahagiaan bagi keluarga kecil ku...

Untuk pertama kalinya bapak dan Ibu angkatku mempunyai seoang putra...

Diberi nama Via... Silviana Ramadhani...


Hmm... mereka bahagia sekali... hingga hari itu aku dibebaskan tidak berpuasa oleh keluarga kecilku... Hahai...

Puasa perdanaku itu terbilang cukup sukses...

Hanya satu kali bolog... pada saat ibu angkatku melahirkan... Woow..! J

Puasa kali itu sudah lupa rasanya aku menghitung puasa keberapa yang aku jalani...

Yang jelas aku sudah kembali kejawa.. dan aku sudah remaja... meski Remaja awal....

Hmm... saat itu aku duduk di bangku kelas tiga SMP...

Aku tidak mengerti di Usiaku yang masih sangat belia...

Aku merasa ada getaran-getaran aneh di hatiku... Kepada seorang santri yang sedang PPL di desaku...

Sepertinya usia kami cukup jauh, tapi dia begitu baik kepadaku juga pada semua orang di Desaku...

Ia adalah seorang santri yang seharusnya bisa menjaga adab dan kelakuannya di Desaku..

Tapi sepertinya ketertarikan itu juga ia rasakan kepadaku...

Hingga suatu pagi, seusai sholat Subuh dan jalan-jalan pagi....

Kami, semua anak muda di Desaku berkumpul di depan Masjid di sebuah lapang Volley ball

Dan Santri itu duduk di dekatku, Ia tetap menjaga jarak denganku... dan ia bertanya kepadaku..

“ Kamu ngerti bahasa arab enggak..??”

“Enggak..”

Lalu ia tersenyum dan berkata...” Anna ukhibukhi ya.. akhwat...”

Hmmm... aku kebingungan saat itu... benar-benar kebingungan... apa sih artinya...

Pagi itu dia memberikan sorban hitamnya padaku...

Wangi.... benar-benar wangi... ia sepertinya memakai misik atau apalah jenisnya...

Sorban itu aku cuci tapi tetap saja masih harum oleh minyak wangi itu...

Hingga pada saat itu aku diberitahu oleh temanku.. bahwa arti kata-kata itu adalah...

Aku mencintaimu wahai si perempuan..

Hufttttt..... aku jadi tidak bisa biasa jika ketemu dengannya...

Dag dig duer.... jantung ini berdetak dengan kencangnya...

Tapi ia adalah panutan di desaku... dan akupun juga harus menjaga etika dan kelakuanku...

Karena aku adalah perempuan.... yang harus dijaga perlaku dan tutrkatanya... juga sikapnya...

Jika aku mau hidup tenteram disitu.. tanpa teguran keras dari Guru kami.....

* Bersambung....(To be continued...)